kpksigap.com , Gowa— Tim Hati Damai Terciduk Bagi Uang di Minggu Tenang, Bawaslu Tak Berguna. Ahad (24-11-2024)
Salah satu sekolah yang dijadikan tempat pembagian uang pada orang tua murid
Di tengah masa tenang Pemilu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan aksi sejumlah oknum guru yang kedapatan membagikan amplop berisi uang senilai Rp 200.000,- kepada orang tua siswa.
Tim AURAMA mendapati sejumlah uang yang dibagikan ke orang tua murid diruang kelas sekolah.
Uang tersebut diduga diberikan sebagai bentuk iming-iming agar orang tua mendukung pasangan calon tertentu dalam Pemilu yang akan datang. Aksi ini kabarnya dilakukan secara terkoordinasi melalui kepala sekolah dan wali kelas, yang sebelumnya juga meminta data KTP dan Kartu Keluarga dari para orang tua siswa.
Tindakan tersebut kemudian viral dan tersebar luas di masyarakat Gowa, menambah ketegangan di tengah masa tenang Pemilu.
Beberapa pihak mengungkapkan bahwa pembagian uang tersebut, yang dikemas sebagai “hadiah untuk hari guru,” sebenarnya mengarah pada dukungan politik kepada calon tertentu.
Ketua DPRD Gowa, Ramli Sidik Dg Rewa, langsung turun tangan untuk meninjau sejumlah sekolah dasar di wilayah ini. Menurut Ramli Sidik, “Alasannya untuk penghargaan di hari guru, padahal menurut laporan warga, itu mengarah pada dukungan terhadap paslon tertentu. Jadi, wajar jika kami mengawasi hal ini.” Pada Minggu (24/11/2024)
Nampak dalam gambar Adnan Puricha, mendukung salah satu paslon di gowa
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Gowa juga mendapatkan sorotan tajam. Banyak pihak menilai Bawaslu terkesan menutup mata terhadap praktik ini, tanpa melakukan tindakan tegas. Ansar Mannaroi, seorang pengiat demokrasi di Gowa, mengungkapkan,
“Bawaslu terkesan sengaja melakukan pembiaran. Hingga hari ini, Bawaslu sepertinya hanya menunggu laporan. Apakah Bawaslu sedang tidak baik-baik saja?” Kata Ansar
Di sisi lain, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, juga mendapatkan kritik keras dari berbagai aktivis dan pengamat politik di Sulawesi Selatan. Dr. Anwar Syah, seorang pengamat politik, menyatakan,
“Bupati Adnan turut bertanggung jawab atas kegaduhan demokrasi ini. Tidak bisa disembunyikan bahwa beliau mendukung paslon tertentu untuk melanjutkan pemerintahannya.” Terangnya.
Ridwan, salah satu aktivis pemuda di Gowa, menambahkan,
Aksi demo mahasiswa cipayung menentang keberpihakan Bupati Gowa
“Bupati Gowa sepertinya hanya jago memanfaatkan fasilitas daerah untuk tujuan kekuasaan. Namun, jika kita bicara soal keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, Gowa berada di peringkat 23 di Sulsel. Ini yang membuat masyarakat sadar dan menginginkan perubahan.”
Dengan aksi ini yang semakin memanas, masyarakat Gowa kini menunggu langkah tegas dari pihak berwenang, termasuk Bawaslu dan pemerintah daerah, untuk mengembalikan integritas Pemilu dan memastikan pendidikan tetap bebas dari politisasi.
Laporan : (Pen-oborbangsa)
(KPKsigap – RED – Korwil Sul-Sel, Mj@.09🇮🇩)