Terkait Pilkada Banyuwangi, Rofiq Azmi Tak Semudah Itu Ferguso

Banyuwangi,kpksigap.com
Merupakan daerah yang lahir dari keringat dan darah perjuangan perlu diingat, dari peristiwa puputan bayu sebagai generasi penerus rasanya tidak adil jika hari itu hanya kita sematkan sebagai hari lahir Kabupaten Banyuwangi saja dengan mengesampingkan semangat perjuangan pahlawan saat itu dalam mengusir penjajah dan kesewenang-wenangan.

Bahwa dalam puputan bayu, kita mesti belajar semangat perjuangan tanpa menyerah hingga titik darah penghabisan. Bahwa di atas kertas pihak kerajaan Blambangan saat itu tahu jika pasukannya bakal kalah jika harus dipaksa bertarung dengan VOC, namun dengan gagah berani dan penuh semangat mereka menjelma menjadi pagar hidup peluru dan meriam kolonial. Hingga pada akhirnya tercatat sebagai peperangan yang paling merugikan bagi pihak penjajah.

Meski harus gugur di medan laga, sebagai warga Banyuwangi kami bangga. Setidaknya, mereka telah gugur dalam kesetiaan konstitusi, terkubur dalam pengabdian yang abadi.

Potret heroik peristiwa bersejarah itu saat ini mulai bergeser. Tak ada lagi prioritas terhadap kepentingan masyarakat luas, semua hanya demi kepentingan-kepentingan kekuasaan yang dilahirkan secara paksa dan prematur yang dinamai dinasti politik.

Heran saja, dimana otoritas pemberantasan korupsi menggaungkan bahaya penjerat leher demokrasi itu namun bukannya mereda makin hari makin subur tumbuh di daerah. Iya, dinasti politik bahkan lebih buruk dari hape buatan china yang hanya dapat menyerupai bentuk casing nya tanpa mementingkan kwalitas nya.

(KPK SIGAP – Garry/team).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *