Sorotan tentang Kartu Sembako Murah Tetap Diawasi Masyarakat Rohil Pada Masa Kampanye

Rokan Hilir (Riau) kpksigap.com —
Dalam beberapa waktu terakhir, isu tentang program Kartu Sembako Murah yang diusung oleh calon Bupati Afrizal Sintong telah menjadi bahan perdebatan hangat di tengah masyarakat Rokan Hilir. Meskipun Tim Pemenangan ASSET (Afrizal Sintong dan Setiawan) mengklaim bahwa program ini mendapat dukungan luas, banyak suara di lapangan menunjukkan respons yang beragam dan tidak sepenuhnya positif.

Munculnya kritik terhadap program ini, yang sempat ramai dibahas di salah satu grup WhatsApp, mencerminkan adanya ketidakpuasan dari sebagian masyarakat. Beberapa warga mengeluhkan bahwa kartu sembako murah yang dijanjikan tidak merata distribusinya, dan sebagian kelompok masyarakat merasa bahwa program ini hanya memprioritaskan pihak-pihak tertentu.

Salah satu tokoh masyarakat, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan bahwa klaim dari Tim ASSET yang menyebut masyarakat “seperti gula yang berkerumun” terasa mengada-ada. Menurutnya, sebagian besar warga mendukung program-program yang benar-benar membawa manfaat nyata, bukan sekadar janji yang tidak terwujud. “Kami butuh bukti, bukan sekadar retorika yang penuh janji. Kalau program ini memang efektif, mengapa masih ada warga yang merasa terabaikan?” ujarnya.

Sementara itu, Nasarudin, salah satu pendukung pasangan ASET, mencoba membantah bahwa adanya suara ketidakpuasan ini hanyalah bagian dari dinamika biasa di masa kampanye. Namun, banyak pihak yang berpendapat bahwa reaksi dari Tim ASSET terkesan defensif dan menghindar dari kritik yang valid. Alih-alih mengklarifikasi isu yang beredar, tanggapan tersebut justru memperlihatkan kurangnya solusi konkret bagi masyarakat yang merasa tidak mendapat manfaat dari program sembako murah tersebut.

“Kalau benar-benar ingin menunjukkan keberpihakan kepada rakyat, harusnya program ini dirancang agar semua lapisan masyarakat bisa mengaksesnya, bukan hanya segelintir kelompok saja. Sikap yang meremehkan kritik dari masyarakat hanya menunjukkan bahwa program ini mungkin tidak seideal yang diiklankan,” ujar seorang pengamat politik lokal.

Terkait hal ini, sebagian warga mendesak pasangan ASSET untuk lebih transparan dalam mengelola program sembako murah, terutama dalam hal sasaran penerima dan mekanisme pendistribusiannya. Masyarakat berharap bahwa janji-janji ini bukan sekadar alat kampanye yang menghilang setelah pemilihan usai.

Dengan ketidakpuasan yang mulai mengemuka di berbagai kalangan, pertanyaan besar muncul mengenai sejauh mana keseriusan pasangan Afrizal Sintong – Setiawan dalam memenuhi janjinya. Masyarakat akan terus mengawasi dan menilai apakah program sembako murah ini benar-benar bermanfaat bagi semua, atau hanya sekadar janji kosong di masa kampanye.(TIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *