Maumere, Sikka- kpksigap.com
Semarakkan Festival Jelajah Maumere yang akan dilaksanakan tanggal 12- 14 September 2024 mendatang SD Inpres Maumere menampilkan Tarian Wehe Tahi Pano Lalang.
Ketua Sanggar Lunung Kunung SD Inpres Maumere Sirilus Ma Iku, S.Pd kepada kpksigap.com Sikka Senin (9/9/2024) mengatakan Wehe Tahi Pano Lalang tarian tradisional Kampung Sikka, desa Sikka Kecamatan Lela.
“Tarian ini menggambarkan kehidupan nelayan kampung Sikka dikemas dalam bentuk tari garapan namun keaslian gerakan tetap dipertahankan sehingga tidak melupakan karakter daerah setempat,” ujar Guru Penggerak Angkatan ke 7 ini.
Sirilus juga menambahkan tarian ini juga menggambarkan kekuatan maritim nenek moyang Kampung Sikka mengarungi samudra luas hingga mencapai tanah Benggala.
Ia juga menjelaskan arti Wehe Tahi Pano Lalang adalah mendayung untuk mencari kehidupan. Anak pesisir pantai lebih senang bermain di pantai dengan permainan “umeng kabea-bea mai goa mu’u Daha,” ( mencari umpan untuk memancing) dengan musik pengiringnya tempurung kelapa.
Adapun aklamasi atau kahe ” Tibong Sikka Didi Dodo, Abo Benggala Wawa, Benggala Wawa Tahi Nora Waer”.
Artinya, gagah perkasa pemuda Sikka berlayar mengarungi Benggala tempat mana laut berpapasan dengan air.
Sementara syair lagu yang dinyanyikan 4 orang penari pria dan 6 penari perempuan. Pria : Tuhu ropo-ropo toma nona le Sikka, nona le Sikka watingle mai halu walet. Sedangkan penari perempuan : Nong Sikka wawa mai tuku naha nete lima, tuku naha nete lima buang lau dadi rapeh. Akhirnya mereka juga tiba juga di pelabuhan membawa hasil laut yang berlimpah.
Untuk diketahui kampung Sikka di desa Sikka berada di bagian Selatan Kabupaten Sikka. Di kampung Sikka ini sebagian besar para ibu melakukan aktivitas menenun. Hampir setiap rumah memiliki peralatan tradisional untuk menenun. Jika sebagian besar para ibu melakukan aktivitas menenun maka pria dewasa di Kampung Sikka ini adalah melaut.
KPK SIGAP Sikka-Yuven