PADANG PARIAMAN— kpksigap.com Ruang Pendidik Institut Nasional Sjafei (INS) Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menggelar Pelatihan Media Sosial untuk mendukung kegiatan literasi dan pembelajaran guru dan siswa SMA INS Kayutanam, Sabtu (14/9/2024), di Aula Pertemuan Grafos, Komplek SMA INS Kayutanam.
Pelatihan itu diikuti seluruh guru dan staf SMA INS Kayutanam, dibuka secara resmi oleh Direktur Eksekutif INS, Indra Utama, S.Kar., M.Hum., Ph.D. dan dihadiri Kepala SMA INS, Ermizar, S.Pd., M.Si.
Ruang Pendidik INS Kayutanam mengundang narasumber Muhammad Subhan yang dikenal sebagai penulis, pegiat literasi asal Kota Padang Panjang, Founder Sekolah Menulis elipsis, dan Dewan Redaksi Majalah Digital elipsis.
Direktur Eksekutif INS Kayutanam Indra Utama berharap dengan adanya pelatihan itu dapat meningkatkan keterampilan guru khususnya dalam penggunaan media sosial di zaman digital sekarang ini, di samping membantu menguatkan branding INS yang saat ini usianya telah memasuki 98 tahun, hampir seabad.
“Kita telah berada di era di mana semuanya serba digital, dan tentu pemanfaatan media digital, khususnya media sosial, dapat membantu proses pembelajaran dan promosi kegiatan-kegiatan literasi di INS,” kata Indra Utama.
Kepala SMA INS Kayutanam, Ermizar, mengatakan, saat ini setiap orang termasuk guru telah menggunakan media sosial sebagai alat untuk berbagai hal seperti pemberitahuan, pengumuman, berita, dan lainnya dengan tujuan masyarakat bisa tahu dengan suatu informasi dengan mudah
“Tidak hanya itu, media sosial juga digunakan para guru zaman now sebagai media pembelajaran kepada anak didiknya,” ujar Ermizar.
Sementara Muhammad Subhan mengatakan, media sosial memainkan peran penting dalam proses pembelajaran dan branding sekolah di era digital. Dalam konteks pembelajaran, media sosial dapat digunakan sebagai platform interaktif untuk berbagi informasi, materi pelajaran, serta diskusi antara guru dan siswa.
“Melalui platform seperti YouTube, Instagram, Facebook, atau WhatsApp, guru dapat membagikan video pembelajaran, infografis, atau tugas yang mudah diakses oleh siswa di luar jam pelajaran. Ini mendukung pembelajaran mandiri dan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar,” ujar Muhammad Subhan yang juga penulis novel Rumah di Tengah Sawah yang diterbitkan Balai Pustaka.
Selain itu, papar Muhammad Subhan, media sosial memungkinkan sekolah untuk mempromosikan branding mereka. Sekolah dapat menampilkan pencapaian siswa, kegiatan ekstrakurikuler, serta prestasi akademik melalui konten menarik seperti foto, video, atau cerita dari berbagai kegiatan.
“Hal ini dapat meningkatkan citra sekolah dan menarik minat masyarakat luas, termasuk calon siswa dan orang tua. Branding yang baik juga membantu sekolah dalam membangun reputasi yang positif, sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap kualitas pendidikan yang ditawarkan,” ungkapnya.
Dengan pengelolaan yang baik, tambah Muhammad Subhan, media sosial menjadi alat yang efektif dalam memperluas jangkauan komunikasi, membangun komunitas pendidikan, dan memperkuat identitas sekolah di mata publik.
Sementara salah seorang guru yang mengikuti pelatihan itu, Vita Ramayona, mengatakan pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya dan guru lainnya di SMA INS Kayutanam yang mengharuskan para guru untuk menyesuaikan diri dalam penggunaan media sosial dengan bijak.
“Luar biasa untuk hari ini. Kami akan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan media sosial untuk turut membagikan berbagai kegiatan di SMA INS,” ujarnya dengan penuh semangat. (IndraJ ABW)