Banjarmasin Baru-baru ini, terjadi pencopotan gelar profesor di salah satu perguruan tinggi negeri di Banjarmasin.
Peristiwa ini mengundang perhatian besar dan menekankan pentingnya kejujuran dalam dunia akademik.
Ketua STIE Indonesia Banjarmasin, Dr. Yanuar Bachtiar SE MSi, menanggapi kejadian ini dengan serius.
Menurutnya, pencopotan gelar tersebut berdampak luas pada dunia akademis, khususnya terkait dengan proses pengusulan guru besar di masa depan.
Dr. Yanuar menjelaskan bahwa dampak dari keputusan ini akan mempengaruhi bagaimana calon guru besar dipilih dan dinilai.
Ia berharap proses seleksi ke depan akan menjadi lebih ketat dan selektif.
Meski peristiwa ini mengejutkan, Yanuar menegaskan bahwa hal ini tidak akan menyurutkan komitmen mereka untuk menegakkan prinsip kejujuran.
Ia menekankan bahwa tujuan mereka tetap untuk menanamkan nilai kejujuran di kalangan dosen dan mahasiswa.
“Peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting bagi kita semua,” ujar Yanuar pada Kamis (01/8/2024).
Ia menambahkan bahwa kejadian seperti ini, yang mungkin terjadi di masa lalu namun tidak terekspose, kini menjadi lebih terang benderang berkat era keterbukaan informasi.
Yanuar berpendapat bahwa seluruh akademisi perlu memahami bahwa jalan yang mereka tempuh memiliki makna besar bagi generasi mendatang.
Ia menyatakan bahwa jalur akademik harus dijalani dengan integritas tinggi dan etika yang baik.
Menurutnya, pencopotan gelar profesor ini seharusnya menjadi cerminan untuk mencapai jabatan fungsional tertinggi dalam akademik dengan cara yang benar.
Ia menekankan bahwa pentingnya menunjukkan contoh yang baik kepada rekan sejawat dan mahasiswa.
Yanuar juga menambahkan bahwa peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kejujuran dan integritas di dunia akademik.
Hal ini menjadi dorongan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan dalam proses seleksi akademis.
Di era keterbukaan informasi saat ini, semua tindakan dan keputusan dalam dunia akademik menjadi lebih mudah terlihat dan dipantau.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa segala tindakan dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Peristiwa pencopotan gelar ini, menurut Yanuar, adalah momentum untuk memperkuat prinsip kejujuran dalam dunia pendidikan.
Ia berharap seluruh akademisi dapat menjadikannya sebagai contoh untuk meningkatkan standar etika dan integritas.
Dengan demikian, pencopotan gelar profesor ini bukan hanya sekedar masalah individu, tetapi juga merupakan refleksi penting bagi seluruh komunitas akademik.
Kejujuran harus menjadi landasan dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil.
Editor : Mega