Jakarta, kpksigap.com-Diduga akan menjadi korban pemerasan oknum petugas lapangan PLN, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PP. PERISAI) Chandra Halim pada Kamis (17/10/2024) mendatangi kantor PLN Jatinegara bermaksud meminta penjelasan persoalan yang sesungguhnya.
“Hari ini kami datangi kantor PLN Jatinegara untuk mendapat penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. Karena jika diikuti maunya oknum PLN, kami harus membayar denda atas kesalahan yang dilakukan oleh oknum PLN sendiri. Bukannya mendapat penjelasan kami malah dipersulit.” Ujar Chandra dalam keterangannya di Jakarta, Kami (17/10/2024).
Chandra menjelaskan, semua bermula dari kedatangan petugas lapangan PLN kerumahnya yang mengatakan akan mencabut meteran listrik rumahnya karena menggunakan meteran terbang atau memakai meteran atas nama orang lain. Atas hal tersebut Chandra diminta membayar denda sebesar sembilan belas juta sampai dengan tiga puluh juta. Merasa tidak melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan petugas PLN, Chandra keberatan meteran listriknya dicabut.
“Listrik dirumah kami didaftarkan atas nama orangtua yakni, Dalijan dan kami setiap bulan membayar tagihan rutin tidak pernah menunggak. Sementara menurut petugas PLN meteran listrik kami atas nama Tugimin. Dari data yang kami dapat nama dan alamat Tugimin beda dengan alamat kami. Tapi petugas PLN ngotot dengan mengatakan kami menggunakan meteran terbang. Meteran terbang itu apa kami juga tidak ngerti.” Kata Chandra.
Merasa dirinya dirugikan dan diduga akan menjadi korban pemerasan oknum petugas lapangan PLN Chandra Halim berniat menggunakan hak nya sebagai warga negara dengan melakukan sejumlah aksi yang dijamin oleh undang-undang.
Ketidak profesionalitas oknum Pegawai PLN tersebut juga menjadi sorotan sejumlah Aktivis, antara lain Joko Priyoski Ketua Umum KAUKUS MUDA ANTI KORUPSI (KAMAKSI), Aktifis yang kerap disapa Jojo mengatakan, Presiden Jokowi di kala dahulu pernah menyebut Tata Kelola Resiko PLN Buruk akibat pemadaman listrik berskala besar yang tidak bisa diantisipasi Direksi PLN.
Sekarang juga terbukti tata kelola SDM Petugas PLN di Lapangan juga buruk. Seharusnya PT PLN sebagai BUMN mampu menerapkan sistem kerja yang profesional dan tidak merugikan masyarakat. Nah sekarang, ada Oknum Petugas PLN dilapangan yang diduga “bermain” dan merugikan Chandra Halim Ketua Umum PERISAI. Kami para Pimpinan Aktivis Nasional mengecam hal tersebut dan mendesak Direksi PT PLN harus segera memberikan klarifikasi secara terbuka atas persoalan tersebut.
Kami mendesak Dirut PLN Darmawan Prasodjo turun tangan merespon masalah ini, jika diabaikan kami akan mendesak Menteri BUMN Erick Thohir segera mencopot Darmawan Prasodjo dari Dirut PLN. Ini persoalan yang serius Oknum Petugas PLN melakukan praktek yang merugikan masyarakat, dan mirisnya korbannya adalah Tokoh Aktivis Chandra Halim Ketum PERISAI. Jelas persoalan Oknum Petugas PLN tersebut akan memancing kawan-kawan Aktivis lain untuk bergerak, tegas Jojo Koordinator Nasional (Kornas) Kaukus Eksponen Aktivis 98 (KEA ’98).
“Hari Senin, 21 Oktober 2024 PERISAI, KAMAKSI, KEA ’98 dan sejumlah Organisasi Aktivis Nasional akan geruduk kantor pusat PLN meminta PLN dibersihkan dari oknum-oknum yang mencari keuntungan sendiri dengan cara memeras rakyat sebagai pelanggan. Desak Dirut PLN Darmawan Prasodjo mundur jika tidak mampu wujudkan Tata Kelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik di tubuh PLN,” tegas Chandra.
Chandra mengatakan akan mengerahkan 2000 anggota PERISAI Jakarta, Mahasiswa dan Organisasi-Organisasi Aktivis Nasional untuk menduduki kantor pusat PLN. Karena tindakan yang dilakukan oknum PLN jelas-jelas merugikan rakyat dan negara.
“Pada saat kami datangi kantor PLN di Jatinegara kami bertemu seorang ibu paruh baya yang mengalami kejadian yang sama. Harus bayar denda atas kesalahan orang lain. Jika menilik dari jumlah korbannya, patut diduga kejadian seperti ini dilakukan terstruktur. Karena itu harus dibereskan cara-cara oknum PLN memperkaya diri sendiri dengan merugikan pelanggan.” Pungkas Chandra.
AR