Maumere, Sikka- kpksigap.com
Dosen Islamologi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif ( IFTK )Ledalero Sikka Flores NTT Pastor Hendrik Maku,SVD menilai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan momentum bersejarah yang akan selalu dikenang baik oleh umat Katolik di Indonesia maupun oleh umat beragama lain.
“Bagi umat Katolik Indonesia kunjungan Paus ini membawa keteduhan spiritual. Ibarat seorang bapak mengunjungi anak-anaknya,” kata Pastor Hendrik Selasa 3 September 2024.
Bagi Indonesia sebagai sebuah negara bangsa lanjut Mahasiswa S3 Islamologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini kunjungan Paus sungguh suatu kehormatan. Paus sebagai kepala negara Vatikan dan sekaligus pemimpin Gereja Katolik Roma universal memilih Indonesia sebagai negara pertama yang disinggahi dalam bertandang ke Asia Pasifik. Mengapa Indonesia?
Di mata Paus kata Pastor Hendrik Indonesia adalah sebuah miniatur kemajemukan dunia. Indonesia bangsa yang majemuk baik dari segi agama, etnisitas, bahasa, ras dan lain-lain.
“Namun Indonesia tetap rukun bersatu. Semua warga bangsa menghormati perbedaan bukan sebagai bencana tetapi sebagai sunatullah. Tuhanlah yang menciptakan kemajemukan itu. Oleh karena itu respek terhadap kemajemukan adalah bagian integral dari iman yang mesti dimiliki oleh segenap umat beragama,” tandasnya.
Biarawan SVD asal Manggarai ini mengungkapkan keistimewaan lain dari Indonesia di mata Paus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio adalah bahwa kendatipun Indonesia merupakan negara dengan konsentrasi muslim terbesar di dunia dan bahwa populasi umat Katolik hanya 3% namun sejauh ini Indonesia tercatat sebagai negara pengekspor misionaris terbesar untuk Gereja Katolik sejagat.
“Dari Indonesia ada ribuan misionaris, di dalamnya para imam, bruder dan suster. Mereka semua berkarya di berbagai negara di belahan dunia. Dengan kata lain kontribusi Indonesia untuk kehidupan Gereja sejagat sangat signifikan,” demikian Pastor Hendrik.
Dikatakan pula Indonesia juga adalah negara sahabat Vatikan sejak awal kemerdekaan. Sejarah mencatat bahwa Vatikan adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
“Kunjungan Paus kali ini adalah juga untuk mengokohkan relasi bilateral di antara kedua negara, Indonesia dengan Vatikan,” tambah Hendrik.
Adapun moto kunjungan Paus kali ini adalah Faith, Fraternity, dan Compassion ( iman, persaudaraan dan bela rasa. Dengan moto ini lanjut Hendrik, Paus mengajak semua umat Katolik Indonesia pada khususnya dan segenap warga Indonesia umumnya untuk bersama-sama membangun iman yang kokoh di atas landasan persaudaraan dengan semua ciptaan ( manusia dan alam) dan dengan spirit bela rasa.
Pastor Hendrik yang memiliki background Islamolog mengatakan kita semua adalah saudara. Ungkapan ini katanya diajarkan oleh agama-agama tidak terkecuali oleh keenam agama yang diakui di Indonesia yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.
Dalam Islam poin tentang persaudaraan ini diberikan tempat yang penting. Ali bin Abi Thalib ( 656-661), Khalif keempat dari barisan para Khalif Ortodoks pernah mengatakan “Jika dia bukan saudaramu dalam agama ( tidak seiman) maka dia adalah saudaramu dalam kemanusiaan.”
“Ini sebuah kebijaksanaan hidup yang sangat inspiratif. Makna dari ungkapan tersebut akan selalu relevan bagi kita di Indonesia yang adalah negara bangsa yang sangat plural,” pungkas alumni Pontificio Institute di Studi Arabi e d’Islamatica ( PISAI) Roma Italia ini.
Untuk diketahui Pastor Hendrik Maku, SVD akan mengambil bagian dalam misa bersama Bapa Suci pada tanggal 5 September 2024 di Gelora Bung Karno ( GBK) dan juga misa persiapan di GBK pada tanggal 4 September 2024. Semua Imam konselebran yang merayakan Ekaristi Kudus bersama Bapak Suci harus memegang ID Card.
KPK SIGAP Sikka-Yuven Fernandez