Juventus Prima Yoris Kago, Anak Petani Sederhana Kaki Bukit Nangarasong Calon Bupati Termuda NTT

Maumere, Sikka- kpksigap.com
Juventus Prima Yoris Kago akrab disapa JPYK Juve, Yoris, anak petani petani sederhana di kaki Bukit Nangarasong kini menjadi buah bibir masyarakat Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Kabupaten Sikka khususnya.

Pada Pilkada Sikka 2024 publik seakan tersentak dan seakan tidak percaya  dengan hadirnya anak muda berusia 33 tahun dengan langkah pasti dan  percaya diri  maju bertarung di Pilkada Sikka dengan Paslon lain yang memiliki segudang pengalaman.

Publik Sikka lebih tersentak lagi ketika JPYK yang dinilai sebagai “anak kecil” mampu mencuri hati para Ketua DPP dari Partai Besar Seperti Gerindra, Golkar, PSI, PKS, Garuda dan PKN mendapatkan SK untuk bertarung pada Pilkada Sikka 2024.

Publik bertanya apakah seorang anak kecil ini adalah anak berlatarbelakang keluarga pejabat?

Tentu tidak. JPYK berasal dari keluarga petani sederhana yang seharian menjual sayur, tomat, Paria, di Pasar Alok Maumere.
Namun karena sekolah ia mampu bersaing di dunia kerja maupun politik.

Sekedar berpiknik ke masa lalu selepas SMAK Frateran Maumere dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak pernah redup dan bermodalkan semangat yang membaja JPYK menuju Kota Karang Kupang untuk menimba ilmu.

Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang menjadi pilihan kuliahnya. Sebagai mahasiswa JPYK tidak hanya  menjalankan rutinitas untuk kuliah di Kampus tapi memilih kegiatan di luar kampus sebagai aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ( PMKRI).

Di kota karang Kupang dimana harus berjuang bisa merubah karang menjadi tanah dilakoninya. Sebagai aktivis turun jalan untuk demo menolak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat bersama teman aktivis dari GMNI, GMKI, LMND, HMI.

Ketika dirinya dipercayakan memimpin PMKRI Kupang JPYK mulai bersinar. Sering tampil di media baik media cetak maupun elektronik berorasi. Selain itu membedah problem yang lebih pada bonum commune.

Setelah menyelesaikan studi di Kota Karang yang memberikan sejuta kenangan manis maupun pahit,JPYK menuju kota Metropolitan Jakarta.

Dengan menampilkan dirinya sederhana layaknya anak pedesaan dan kemampuan intelektual yang mumpuni “anak kecil” ini selama 4 tahun bekerja di staf Kepresidenan di istana.

Selain itu sempat bekerja di Kementerian ATR sebelum memutuskan untuk pulang kampung halaman Sikka untuk bertarung pada Pilkada Sikka 2024.

Potret Sikka Saat ini

Keadaan Kabupaten Sikka lima tahun terakhir dinilai berbagai kalangan sebagai kabupaten yang tidak baik-baik saja ibarat  luka yang butuh penyembuhan.

Banyak PR yang harus diselesaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati Baru. Tanggung jawab dan tanggung gugat untuk mengangsur bunga dan pokok pinjaman kepada pihak swasta PT SMI senilai 216 Miliar sejak November 2021.

Ditambah lagi isu kas Pemda Sikka kosong, pencapaian target perolehan dana PAD Sikka yang tidak mencapai target, daya beli masyarakat semakin menurun karena beberapa komoditi terserang penyakit seperti tanaman pisang yang diserang virus darah pisang, ubi.

Bahkan saat ini tanaman kelapa mulai mengalami penyakit. Rabies masih menjadi momok bagi masyarakat Nian Tanah Sikka. Juga penyakit DBD yang selalu menjadi langganan setiap tahun.

Selain itu berbagai infrastruktur jalan provinsi dan Jalan Kabupaten yang semakin rusak dan lebih krusial lagi adalah tata kelola keuangan daerah yang disinyalir tidak clean dan amburadul.

Melihat kampung halamannya sedang menangis karena berbagai  krisis JPYK berani meninggalkan kenyamanan di Kota Metropolitan Jakarta dan memutuskan pulang kampung.

Apa kata masyarakat Sikka setelah JPYK pulang kampung dan dinyatakan KPU sebagai paket yang ikut berkompetisi di Pilkada Sikka 2024 dengan memilih nama Paket JOSS nomor urut 4?

Hujatan, cemooh di sosial media sebagai anak kecil, jongos penguasa, belum bisa berbuat apa- apa tidak pernah membuat JPYK patah arang.

Bahkan penilaian  anak kecil ini dengan rendah hati meminta para pendukung dan timnya untuk tidak  menanggapinya. Biarlah semua ujaran kebencian kutanggung sendiri.

Soal anak kecil yang baru berusia 33 tahun dinilai tidak mampu menjadi Bupati Sikka, suami dari Fista Sambuari, usia hanyalah sebuah angka. Menjadi pemimpin bukan soal umur. Tapi ditempa lewat organisasi dan memahami ilmu pemerintahan bisa menjalankan leadership itulah pemimpin yang sukses.

Kehadiran JPYK mengikuti konstetasi politik menginspirasi anak muda Sikka, mematahkan stigma jika anak kampung dengan kondisi ekonomi terbatas hanya lewat pendidikan bisa mencalonkan diri sebagai Bupati Sikka.

Kisah sukses JPYK yang dinilai anak kecil dan menjadi  calon Bupati  termuda di NTT  menjadi sapu tangan yang menghapus keringat orang tua yang berprofesi sebagai petani sederhana di kaki bukit Nangarasong Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka.

KPK SIGAP Sikka-Yuven Fernandez

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *