JPIC SVD Ende Bersama Mitra Kerjanya Hadir Berbagi Rasa Untuk Korban Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki – Laki Melalui Komisi KPKC-So sial

Maumere,Sikka- kpksigap.com
Rabu, 13 Nopember 2024, melalui ” Press Conference ” Peduli Korban Erupsi Gunung Api Lewotobi” berlangsung di Audimac Kampus IFTK Ledalero 2, pukul 19.00 WITA, Malam.

Para Nara sumber yang hadir, antara lain,Pastor Ignas Ledot Koban, SVD,sebagai koordinator JPIC SVD Ende. P. Dr. Otto Gusti Madung, SVD. P. Nard Hayong, SVD. dan Suster Fransiska Imakulata, SSPS.

Dan demi kelancaran kegiatan dimaksud, acara di pandu oleh Fr. Smith Saputra, Ketua BEM IFTK Ledalero.
Hal – hal yang dibicarakan tentang  Apa keterlibatan JPIC SVD Ende dan bagaimana penanganannya bersama mitra kerjanya terhadap korban erupsi Gunung Lewotobi pasca letusan dahsyat yang terjadi pada 4 Nopember 2024 yang lalu.

Untuk menjawabi pertanyaan tersebut, pada kesempatan pertama diberikan kepada P. Ignas Ledot, SVD, selalu Direktur JPIC SVD Ende.

Menurut Pater Ignas hal yang telah kami kerjakan adalah pertama – tama menemukan orang – orang yang sedang ketakutan dan ingin untuk keluar dari zona bencana itu dan mencari zona nyaman.

Lebih lanjut, kata Direktur JPIC tersebut langkah selanjutnya membuat evakuasi warga dari Hokeng ke Lewolaga dan setelah itu memberikan bantuan kepada para korban. Dan situasi awalnya sangat mencekam seperti kota mati saja. Sudah banyak yang pergi menyelamatkan diri ke wilayah yang nyaman, ada yang ke Lowolaga dan ada juga ke Boganatar, Sikka.

Lebih lanjut, P.Ignas SVD,   menyampaikan bahwa dalam penanganan korban tersebut, kami mengunjungi keluarga – keluarga yang mengungsi sendiri dan tinggal dirumah – rumah keluarga dan membagikan bantuan berupa pakaian, sembako dan sebagainya.
Kesempatan kedua diberikan kepada P. Nard Hayong SVD, menjelaskan bahwa bersama dengan ke 15 frater Seminari Tinggi Ledalero, menyisir di 6 desa lalu menuju lokasi kejadian bencana erupsi Gunung Lewotobi. Dan menurut pater Nard, panggilan akrabnya, adalah untuk memudahkan berjumpa dengan korban wilayah dibagi dalam 2 kelompok barat dan kelompok timur,Lalu bersama ke 15 frater melakukan pembagian sumbangan.

Walaupun dalam perjalanan menuju tempat kejadian akrab dengan cuaca yang tak bersahabat tak menyurutkan  semangat para frater langsung menyapa korban, berbincang dengan mereka. Mereka hadir menghibur, menyapa korban. Para frater pun belajar dan terjun langsung untuk menemukan korban dan membagikan bantuan dari berbagai donasi baik dalam maupun luar negeri melalui jalur JPIC Ende.
Sedangkan Suster Fransiska Imakulata, SSPS, menyampaikan bahwa dengan perasaan terharu, sedih akan peristiwa erupsi Gunung Lewotobi yang menimpa biara komunitas S.SPS Hokeng. Karena rumah ini adalah rumah dimana kami dibentuk, di didik untuk menjadi seorang biarawati.

Direktur Truk F, suster Fransiska mengatakan bahwa kami pasrah bahwa musibah ini adalah bagian dari rencana dan ujan untuk yang lebih besar lagi.

Dan hal yang lebih penting adalah situasi perempuan dan anak – anak yang perlu perhatian serius. Karena mereka punya kebutuhan banyak, serta keberlanjutan pendidikan demi masa depan mereka.

Dibagian lain, dengan adanya bencana ini bagi perempuan dan anak anak merupakan gambaran situasi  adanya  goncangan psikologi  terutama bagi ibu hamil dan disabilitas. Dan dikhawatirkan akan muncul problema baru akibat kekerasan pelecehan seksualitas.

Nara sumber terakhir, P. Dr. Otto Gusti Madung, SVD, menyampaikan gambaran awal donasi yang didapat adalah bantuan uang Rp 801 juta lebih dan didistribusikan kepada korban erupsi yaitu 303 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 3401 jiwa.

Dengan berpijak pada pernyataan bapa Paus, saat berkunjung ke salah satu Universitas katolik tertua di dunia, di Belgia, bahwa Lembaga Pendidikan Katolik dipanggil sebagai Ragi, Garam dan Terang dunia serta dipanggil untuk membuka prospektif baru ditengah dunia dimana orang mengalami kehilangan harapan.

Maka dari itu adalah penting keterlibatan bagi mahasiswa, dosen bisa membentuk karakter, nurani agar kita lebih empati dan lebih sensibel bagi para korban. Sebab Allah yang kita harapkan tetap berpijak pada para korban.Tuturnya dengan penuh harapan dan keyakinan.
Lebih lanjut, harapan Rektor IFTK Ledalero , tersebut setelah bantuan donasi awal ini melalui JPIC bersama Mitra kerja ini, pemerintah terlibat langsung untuk meringankan beban korban saat ini dan keberlanjutannya. Dan sesungguhnya dari prespektif Hak Asasi Manusia, Negara punya kewajiban menghargai dan melindungi hak asasi manusia.

KPK – Sigap Sikka- Frans Bata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *