Rokan Hilir (Riau) kpksigap.com –
Jhony Charles, calon Wakil Bupati Rokan Hilir, sangat tepat fokus mengangkat isu fundamental yang sering terlupakan, yakni pengangguran dan lapangan pekerjaan, Isu ini sangat relevan untuk dibahas selama masa pemilihan kepala daerah mengingat lapangan pekerjaan salah satu PR Rohil untuk diselesaikan.
Di sisi lain, beredar potongan video yang diedit dengan tulisan narasi seolah Jhony Charles menghina profesi tenaga honorer yang saat ini menjadi pembahasan hangat dimedia sosial. Faktanya Jhony Charles justru berpihak dan prihatin dengan rendahnya gaji dan keterlambatan pembayaran yang dialami oleh para honorer.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Rokan Hilir tahun 2024, jumlah angkatan kerja di daerah ini mencapai 318.395 jiwa, dengan pengangguran terbuka sebanyak 14.073 jiwa. Angka tersebut didominasi oleh lulusan SMA dan perguruan tinggi, serta menyisakan 3.032 jiwa dari lulusan SD dan SMP. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi usia produktif yang memasuki dunia kerja.
Dalam beberapa kesempatan saat kampanye dialogis, saya menyaksikan orasi Jhony Charles yang menggugah, di mana ia memaparkan terobosan untuk mengatasi masalah pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru di Rokan Hilir. Sejalan dengan tagline perubahan pasangan Bistamam Jhony Charles Kompak yang disingkat “Bijak”, tidak hanya bertumpu dipemerintahan, mereka berencana menghidupkan kembali resmiling (alat penggilingan) di beberapa kecamatan sebagai sentral produksi padi, serta membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang nantinya dapat menyerap ribuan tenaga kerja dengan gaji yang layak.
Selain itu untuk menunjang Sumber Daya Manusia (SDS) Pasangan Bijak juga menggagas pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja lokal. Mereka juga berkomitmen untuk mendorong masyarakat memanfaatkan potensi lokal dan beralih ke dunia usaha, sejalan dengan program pengembangan Cluster Agribisnis Terpadu berbasis masyarakat untuk menciptakan produk unggulan kawasan perdesaan.
Sumber daya alam Rokan Hilir yang kaya seharusnya menjadi berkah, bukan beban. Apalagi Rokan Hilir merupakan pusat eksploitasi migas yang signifikan di Blok Rokan yang kelola oleh Pertamina Hulu Rokan . Namun, kenyataannya justru memprihatinkan. Angka kemiskinan meningkat drastis, dari 49,59% menjadi 53,04% . Ini merupakan cerminan kegagalan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Rokan Hilir juga menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Dengan angka 67,28, daerah ini menempati posisi ke tiga terbawah se Riau. Situasi ini menuntut perhatian serius agar Rohil berbenah terutama fokus pada peningkakan kualitas hidup masyarakat, bukan sebaliknya.
Melalui pendekatan yang terencana dan kolaboratif, Jhony Charles dan Bistamam bertekad untuk membawa perubahan nyata bagi Rokan Hilir, Bersama membangun Rokan Hilir yang lebih bermarwah dan sejahtera.(TIM)*