Maumere, Sikka- kpksigap.com
Menyambut HUT RI ke 79 tanggal 17 Agustus 2024 yang tinggal menghitung hari masyarakat Kabupaten Sikka mulai ” bersolek”. Nampak umbul- umbul, asesoris benuansa kemerdekan dan bendera merah putih mulai di pasang sepanjang jalan juga di kantor- kantor dan perumahan penduduk.
Nampak pula antusiasme warga membersihkan halaman rumah, mencat gapura dan lain sebagainya dan mempersiapkan tenda upacara untuk menyelenggarakan upacara bendera HUT RI ke 79 yang mengusung tema ” Nusantara Baru Indonesia Maju”.
Semaraknya gelaran Songsong HUT RI baik di tingkat desa, kelurahan, kecamatan dan di Kabupaten ditandai pula dengan berbagai perlombaan seperti lomba gerak jalan, pertandingan bola kaki, karnaval dan lainnya yang diselenggarakan panitia di tingkatnya masing- masing.
Di tengah euforia Songsong HUT RI ke 79, kisah pilu datang dari Desa Teka Iku Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka yang terdiri dari 3 dusun yakni dusun Wolomude, Hubin Natar dan Hubin Koang.
Ceritra klasik dari tahun ke tahun dari warga yang kebanyakan penghasil tembakau ini soal akses air bersih saat memasuki musim kemarau bulan Juli hingga November saat bak penampung air hujan mulai menipis satu- satunya jalan yang dilakukan warga membeli air bersih dari mobil tangki air.
“Sudah 79 tahun Indonesia merdeka tapi warga desa Teka Ika belum merdeka dalam hal mendapatkan air bersih,dan hanya menggantungkan harapan pada mobil tangki air” ungkap tokoh perempuan Dusun Wolomude Lusia Selestina ( 53) ketika ditemui kpksigap.com di Dusun Wolomude di sela- sela kegiatan Karnaval Paud TK Gugus Kangae 1 Rabu , 14 Agustus 2024
Lusia mengungkapkan lagi untuk air PDAM kami disini tidak bisa rasakan. Kami hanya mengharapkan musim hujan yang selalu membawa berkat bagi kami.
“Saat musim kemarau seperti ini kami harus membeli tangki air dengan dengan kisaran harga Rp 200 ribu -Rp 250 ribu tergantung jarak, ” ujarnya.
Sementara tokoh masyarakat lainnya Markus Dewan ( 64) mengungkapkan setiap bulan harus mengisi bak penampung dengan air sebanyak dua tangki yang berisi 5000 liter.
“Tidak ada jalan lagi selain beli tangki air. Ada dua titik air yang berada di lembah Bajo wair di dusun Wolomude dan di Hubin Natar tapi air keluarnya kecil,” ujar Markus sembari pernah mengatakan pernah survey lokasi ini tapi terkendala dana.
Moment kemerdekaan RI kata Masri Supriadi dan tokoh masyarakat lainnya Bernadus hendaknya menjadi moment pengingat pemerintah untuk lebih memperhatikan desa- desa yang masih terbelenggu dalam hal akses air bersih.
Sementara Sekertaris Desa Teka Iku Maria Bunga ketika ditemui kpksigap.com di sela- sela kegiatan Karnaval di Dusun Wolomude mengatakan pemerintah desa Teka Iku menganggarkan belanja air minum dengan membagikan air lewat mobil tangki air.
“Tahun 2021 pemerintah desa membagikan tangki air untuk 423 kk yang memiliki bak air yang tersebar di 3 dusun. Untuk tahun 2024 pemerintah desa fokus pada ketahanan pangan,” ujar Bunga.
Tentu kita berharap warga Desa Teka Iku tidak lagi mengulang kisah lama minum air dari batang pisang dan pohon Ara.
Mudah- mudahan pada Pemerintahan baru baik di tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat asa warga desa Teka Iku akan akses air bersih terwujud dan mereka boleh tersenyum dan berkata ” Sumber Air Su Dekat ” .
KPK SIGAP Sikka-Yuven-Frans)