ACEH UTARA– kpksigap.com Pasangan calon tunggal bupati dan wakil bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil (Ayahwa)-Tarmizi Panyang, hanya menjawab pertanyaan panelis dan penajaman visi misi dalam debat publik pertama Pilkada 2024.
Debat publik paslon tunggal bupati dan wakil bupati Aceh Utara itu berlangsung di Aula kantor Bupati Landing, Kecamatan Lhoksukon, Selasa (5/11/2024) malam.
Dalam Pilkada 2024 kali ini, pasangan Ayahwa dan Tarmizi Panyang diusung oleh gabungan partai politik pengusul Partai Aceh (PA), Gerindra, PKB, PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, PAN, Demokrat, PSI, PPP, PNA, PDA, PAS Aceh, dan Partai Sira.
Calon bupati Aceh Utara, Ayahwa menyampaikan, visi mereka adalah Aceh Utara Bangkit, Sejahtera, Bermartabat, dan Bekelanjutan.
Dalam mewujudkan Aceh Utara bangkit, mereka menggagas konsep Meuligo Panglima. Meuligo adalah tempat istana para sultan, istana para raja-raja.
“Kebetulan kita di Aceh Utara adalah tempatnya para raja, tempatnya para sultan-sultan, seperti Sultan Malikussaleh,” ujarnya.
Ayahwa menjelaskan, di dalam Meuligo tersebut bukan hanya kepentingan kekuasaan, akan tetapi tempat lahirnya kebijakan-kebijakan. Kebijakan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. “Itulah definisi dari Meuligo,” ujarnya.
Kemudian Panglima, berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya pimpinan perang. Dalam masyarakat Aceh, istilah itu dikenal dengan Panglima Prang. Panglima tersebut memiliki lima kesetiaan yang terikat pada dirinya.
Panglima setia kepada pemimpin, ulama, agama, tanoeh ie (tanah air), juga setia kepada bangsa dan rakyatnya.
“Maka lima kesetiaan tersebut disingkat jadi Panglima. Artinya, lima setia,” sebutnya.
Mengadopsi dari lima kesetiaan tersebut, kata Ayahwa, menjadi lima pilar menuju Aceh Utara bangkit.
Artinya, bangkit dari sektor ekonomi, pendidikan kebudayaan dan kesehatan, kesejahteraan sosial umkm, infrastruktur dan tata kelola pemerintahan, dan beragama (meuagama).
“Inilah konsep dasar menuju Aceh Utara bangkit dan maju” tuturnya.
Laporan: Saipul Ismail SF Jurnalis Aceh