Cerita Operator dan Guru SMPN Satap Sukun Berburu Signal di Bukit Wolon Kasumang

Maumere, Sikka- kpksigap.com
Akreditasi sekolah tahun 2024 menggunakan aplikasi SISPENA PDM dimana proses penginputan data dilakukan secara daring. Sedangkan visitasi tetap berlangsung secara luring.

Jika sekolah tersebut berada di lokasi dengan jaringan internet yang stabil, maka proses penginputan berkas  akan berjalan dgn lancar.

Namun berbanding terbalik dengan sekolah yang berada di daerah pelosok dimana tidak memiliki jaringan internet, sekolah tersebut akan mengalami kendala yang cukup banyak.

SMPN Satap Sukun yang berada di wilayah pulau terluar  di tahun 2024 ini menjadi salah satu sekolah sasaran akreditasi.

Sekolah berupaya dengan berbagai cara agar dapat mengisi dokumen kinerja asesi pada aplikasi SISPENA. Tetapi sekolah mengalami kesulitan dikarenakan oleh ketiadaan jaringan di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Operator beserta beberapa guru harus mencari signal di beberapa tempat yg punya koneksi jaringan yang dianggap cukup stabil diantaranya rumah salah satu warga dusun Kajuangin, posyandu dan juga di bukit Wolon Kasumang.

Terhitung sudah 6 kali  mereka mencari signal agar dapat mengupload dokumen yg diperlukan untuk akreditasi.

“Kami sedang mencari signal di Bukit Wolon Kasumang untuk upload berkas akreditasi di Aplikasi Sispena karena di sekolah atau kampung signalnya kurang bagus. Alhamdulillah sebagian besar point’ sudah di upload, beberapa hari lalu, dan tinggal 1 point’ saja yang belum di upload,” ungkap sang operator Sahdin Minggu 25 Agustus 2024.

Sementara Guru Sahrul mengungkapkan sudah hampir seminggu ini  berusaha meng-upload  berkas- berkas terkait sertifikasi.

“Signal di sukun tergantung angin dan cuaca. Kalau angin kencang, maka jaringan hilang. Hal ini yang membuat proses upload memakan waktu lama,” ungkap  Sahrul.

Sahdin dan Sahrul  juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah yang sudah membantu dengan membangun Tower Indosat. Juga dari Kementerian yang telah memberi bantuan satelit jaringan ubique untuk sekolah.

“Hanya bantuan ini masih belum memenuhi kebutuhan sekolah maupun masyarakat karena kekuatan jaringan internet masih terbatas. Kalau bisa pihak pemerintah meningkatan kekuatan signal ( Mbps) dari sarana yang telah diberikan,” pinta mereka.

KPK SIGAP Sikka-Yuven

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *