Manggarai Timur _ kpksigap.com _ Marta Dut, seorang janda berusia 50 tahun asal Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, hidup dalam kesunyian dan keterbatasan setelah anak satu-satunya pergi merantau tanpa kabar selama 14 tahun. Marta, yang kerap disapa Tina, menjalani hidup dalam kondisi serba terbatas, tanpa dukungan keluarga terdekat.
Di pondok kecil berdinding bambu yang sederhana dan rapuh, Tina menghabiskan hari-harinya. Dengan penghasilan terbatas, ia hanya mengandalkan ubi untuk makan sehari-hari. Setiap malam, ia tidur beralaskan tikar yang tipis dan sudah usang. Meskipun serba kekurangan, Tina tetap tegar dan menghadapi hidup dengan ketabahan.
Hingga suatu hari, kabar baik datang melalui seorang polisi yang dikenal peduli terhadap masyarakat, Bripka Heribertus Tena. Setelah mendengar kisah hidup Tina, Bripka Heribertus tersentuh dan ingin membantu agar kehidupannya lebih baik. Ia tahu betul betapa sulitnya hidup tanpa listrik, terutama di malam hari yang gelap gulita. Dengan hati yang tulus, Bripka Heribertus berusaha agar Tina bisa memiliki listrik di rumahnya.
“Saya sangat bersyukur bisa membantu Bu Marta. Harapannya, listrik ini akan membawa sedikit kebahagiaan dalam hidupnya,” ujar Bripka Heribertus Tena saat diwawancarai oleh Media, melalui telepon WhatsApp, Rabu 30 Oktober 2024. “Saya berharap pemasangan meteran listrik ini bisa dilakukan secepatnya, agar rumah Bu Marta bisa segera diterangi cahaya,” tambahnya.
Untuk memastikan kehadiran listrik di rumah Tina, Bripka Heribertus bahkan melunasi biaya pemasangan meteran listrik berdaya 900 watt dengan bantuan seorang temannya yang bekerja di PLN. Pemasangan ini diharapkan bisa segera terlaksana, memberikan Tina penerangan yang layak dan mengubah kehidupannya yang selama ini penuh dengan keterbatasan.
“Puji Tuhan, saya sangat senang kalau rumah Ibu Marta bisa terang,” ungkap Bripka Heribertus dengan penuh haru. Baginya, cahaya di rumah Tina bukan sekadar lampu, tetapi simbol harapan yang membawa perubahan positif bagi kehidupan Tina.
Bagi Tina, bantuan ini sangat berarti. Kini, ia bisa hidup dengan lebih nyaman, terutama saat malam tiba. Kehadiran cahaya di rumahnya memberikan rasa syukur dan kebahagiaan yang mendalam. “Saya bersyukur ada yang mau bantu. Hidup saya tidak lagi gelap,” kata Tina penuh haru.
Langkah yang dilakukan Bripka Heribertus ini menjadi bukti nyata kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan uluran tangan. Di tengah berbagai tantangan, bantuan seperti ini mengingatkan bahwa masih ada orang-orang baik yang peduli dan bersedia membantu.
Kehadiran listrik di pondok kecil Tina membawa cahaya yang lebih dari sekadar penerangan; ini adalah harapan dan kekuatan baru bagi Tina yang telah melalui hidup dalam kesederhanaan.
Penulis: Eventus