Budaya Mangupa-upa Masih Kental Di Kalangan Masyarakat Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara

Padang Lawas, kpksigap.com– Dengan budaya mangupa-upa masih kental di kalangan masyarakat Kab. Padang Lawas Sumatera Utara umumnya, khususnya Kecamatan Barumun Tengah, yang berdasarkan pantauan awak media KPK-Sigap di Desa Siparau ( Jum’at, 13/ 9/2024).

Budaya dimaksud yang lajim disebut tradisi merupakan budaya mangupa-upa yang salah satunya mangupa- upa kepada seseorang anak laki-laki maupun perempuan yang kali ini dilaksanakan terhadap menantu perempuan yang lagi mengandung anak pertama umur ke- 7 bulan dalam kandungan. Bentuk upa-upa yang dibuatkan merupakan nasi yang berwarna warni yang dihiasi berbagai jenis ikan sungai lumayan besar termasuk udang. Model atau bentuk upa-upa ini dibungkus dengan daun pisang sekalian diikat ketat. Upa-upa ini disebut “indahan tondi” istilah setempat atau kata lain “toppurobu”, ini biasanya dibuat untuk hajatan pesta perkawinanan. Tempat kegiatan acara upa-upa ini dirumah kediaman bapak Bandol Daulay (mertua) di Desa Siparau. Pada saat pelaksanaan upa-upa tondi berlangsung, hal ini dihadiri oleh pemuka masyarakat setempat, keluarga dan kerabat terdekat, baik dari pihak laki- laki maupun pihak perempuan.

Rangkaian acara dimulai dengan sajian sirih, lalu indahan tondi ( nasi tondi ) dibuka, dilanjutkan dengan pemberian kata upa-upa kepada yang bersangutan ( Chainur Evisa Pasaribu istri Sukur Daulay ) secara bergiliran yang dimulai dari pihak perempuan ( Sosa Desa Sungai Jior ) selanjutnya kepada pihak laki-laki dan pemuka masyarakat yang akhirnya sebagai penutup dari Raja Panusunan Bulung Desa Siparau.

Menurut pemahaman dari awak media KPK-SIGAP selama berlangsung acara mangupa-upa dapat disimpulkan dari semua pembicara baik dari kaum perempuan maupun dari kaum bapak dari semua yang hadir, hampir semua sama tujuannya yang pada hakikatnya bertujuan untuk mengembalikan tondi ke badan dan memohon berkah dari Tuhan YME agar senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan, dimudahkan rezekinya dan anak yang lagi dalam kandungan diberikan kesehatan, keselamatan sampai lahir serta diberikan umur panjang, berguna bagi bangsa, negara, agama, orangtua dan keluarga.

Disela-sela selesainya  acara, awak media KPK-SIGAP sempat berbincang-bincang dengan yang nama ada dibawah ini sekaligus mengurtip keterangannya yaitu :
“Tradisi ini masih berlanjut sampai sekarang, masih bisa kami jaga, kami lestarikan” tutur H. Daulat Daulay salah satu tokoh masyarakat.
” Alhamdulillah budaya upa-upa ini yang sifatnya turun temurun sejak leluhur kami sampai generasi sekarang masih bisa bertahan, kedepannya saya ragukan, tapi mudah”anlah” imbuhnya.
” Kami di daerah Ex-Sosa memang budaya upa-upa ini tetap ada, namun untuk semacam kegiatan yang baru kita laksanan ditempat kami tidak ada sama sekali seperti ini” tutur H.Salih Pasaribu yg biasa dipanggil H.Sayum.

Tradisi upa-upa yang sudah dilakukan sejak lama ini semoga dapat bertahan. Nilai yang dapat diambil dari sini adalah berupa do’a, nasehat, mempererat silaturahmi, memupuk rasa syukur dan pengembalian semangat bagi orang yang dihadapkan pengupa. (RGP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *