Aliansi Wartawan Sikka dan Istri Wartawan Distribusikan 50 Paket Bantuan Kebutuhan Pokok untuk Warga Pengungsi di Desa Kringa dan Timutawa

kpksigap.com , Maumere— Sikka,

Aliansi Wartawan Sikka (AWAS) bersama sejumlah istri wartawan di Kabupaten Sikka menunjukkan kepedulian terhadap korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Hal ini dilakukan dengan pendistribusian bantuan berupa 50 paket kebutuhan pokok kepada 50 kepala keluarga (KK) yang mengungsi secara mandiri di tiga titik di Desa Kringa dan Timutawa, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bantuan disalurkan pada Sabtu, 9 November 2024.

Ketua AWAS, Yohanes Vianney Tinton, mengungkapkan bahwa paket bantuan ini berasal dari donasi yang dikumpulkan melalui Aliansi Wartawan Sikka, dan hasil swadaya bersama istri-istri wartawan anggota AWAS.

“Paket bantuan ini berasal dari donasi yang terkumpul melalui AWAS dari para donatur di Kabupaten Sikka, serta swadaya dari istri teman-teman wartawan AWAS,” jelas Tinton, sapaan akrabnya, pasca menyalurkan bantuan di Desa Timutawa, Sabtu, 9 November 2024 siang.

Tinton menjelaskan, dari 50 paket bantuan yang diserahkan kepada para pengungsi tersebut, masing-masing KK pengungsi mendapatkan beras 5 kg, air minum kemasan 1 dos, minyak goreng 2 botol, mie 1 dos, perlengkapan mandi/cuci, telur 5 butir, pembalut wanita, ikan teri 2 kg, dan pakaian untuk orang dewasa, anak-anak, bayi, dan balita.

Ia berharap, bantuan tersebut dapat meringankan beban para pengungsi yang terdampak langsung oleh erupsi Gunung Lewotobi. “Kita berharap dengan bantuan ini dapat sedikit membantu warga pengungsi. Semoga semakin banyak pihak yang tergerak untuk memberikan bantuan dan membuka hati serta tangan untuk membantu warga terdampak,” ungkap Tinton.

Tinton juga menambahkan, hingga saat ini Aliansi Wartawan Sikka masih membuka donasi bagi pihak-pihak yang ingin menyalurkan bantuan melalui AWAS.

Ia mengatakan, tim AWAS yang terjun langsung ke lokasi pengungsian juga bisa mengamati kondisi lapangan dan melihat kesulitan yang dihadapi para pengungsi.

“Kehadiran teman-teman wartawan di lokasi pengungsian memungkinkan kami melakukan observasi langsung. Hari ini, di wilayah Kringa dan Timutawa, kita melihat para pengungsi sangat kesulitan dari segala aspek,” jelasnya.

Ia menambahkan, situasi di wilayah tersebut sangat mengkhawatirkan. Warga melaporkan adanya hujan kerikil dan abu vulkanik di sekitar Desa Kringa dan Timutawa beberapa saat sebelum tim AWAS tiba.

Tinton menekankan, AWAS berkomitmen untuk terus mengawal isu ini agar ada perhatian cepat, khususnya dari Pemerintah Kabupaten Sikka, kepada masyarakat di Kringa dan Timutawa yang juga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Selain itu, Tinton juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mematuhi arahan dari pemerintah desa dan BNPB/BPBD. “Bencana ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Karena itu, kami mendorong warga agar tetap memantau informasi melalui media sosial dan mendengar arahan dari pemerintah setempat jika kondisi semakin memburuk,” tambah Tinton.

Sementara itu, Sekretaris Desa Timutawa, Stefanus Tuling, menjelaskan bahwa hingga Sabtu pagi, tercatat 70 KK atau 236 jiwa pengungsi yang datang dari Boru, Kecamatan Wulanggitang. Para pengungsi sebagian besar mengungsi ke rumah-rumah warga di Desa Timutawa dan Kringa yang bersedia menampung mereka.

“Kami sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan Aliansi Wartawan Sikka, terutama bagi para pemilik rumah yang bersedia menampung para pengungsi,” ujar Stefanus.

Ia berharap agar jaringan Aliansi Wartawan Sikka dapat terus memberikan bantuan bagi warga terdampak, khususnya bahan makanan dan pakaian yang sangat dibutuhkan.

Stefanus menambahkan, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki telah memaksa banyak warga, khususnya dari Kecamatan Wulanggitang dan sekitarnya di Kabupaten Flores Timur, meninggalkan rumah dan kampung halaman mereka tanpa membawa satu pun harta benda.

Kata dia, para pengungsi yang datang hanya mengenakan pakaian seadanya, di antaranya terdiri dari orang dewasa, anak-anak, bayi, dan balita. Situasi ini mendesak kebutuhan mendasar seperti makanan dan pakaian untuk segera dipenuhi demi kelangsungan hidup para pengungsi selama masa tanggap darurat.

“Dengan bantuan yang didistribusikan Aliansi Wartawan Sikka dan upaya kolaborasi dengan masyarakat setempat, serta bantuan-bantuan lainnya yang akan datang, kami berharap kondisi para pengungsi bisa sedikit terbantu,” ujarnya.

Selain itu, kata Stefanus, solidaritas masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya masih sangat dibutuhkan, agar para korban bencana dapat melewati masa sulit ini dan kembali ke kehidupan normal mereka secepatnya.

(KPKSIGAP – RED – Sikka-Yuven)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *