Pangkal Pinang,kpksigap.com-Pilkada Babel 2024 semakin hari semakin meriah. Para bakal calon telah serentak melakukan sosialisasi terutama melalui sosial media.
Beberapa pertemuan dengan warga dan tokoh-tokoh masyarakat juga sudah digelar, semua itu dilakukan dalam rangkah menggalang dukungan agar bisa terpilih di kursi empuk Gubernur -Wakil Gubernur, Walikota -Wakil Walikota,Bupati -Wakil Bupati November 2024 mendatang.
Para bakal calon juga sudah terlihat bersaing satu sama lain bahkan ada yang sudah “menyerang” bakal kandidat lain dengan menjelek-jelekan dengan menuduh ini itu.Yang terparah adalah munculnya ilusi dan halusinasi seolah figur tertentu tidak akan bisa ikut serta sebagai peserta pilkada karena akan jadi tersangka.
Salah satu kader partai berlambang Mercy,Ahmad mengingatkan,seringkali persoalan hukum yang dijadikan senjata oleh siapa saja yang dipandang punya kekuatan dikritik sebagai cara pengecut untuk menyingkirkan seseorang dari kontestasi.Istilahnya didorong jatuh dari panggung hingga tidak bisa ikut lomba.
Ahmad menyayangkan, kritik-kritik atas fenomena itu hanya berlaku kepada objek nun jauh di sana, sementara di lingkungannya sendiri justru berharap dan bekerja keras agar calon pesaing bisa dijerat persoalan hukum hingga peluangnya menang pilkada lebih besar.
“Ilusi dan halusinasi ini muncul sesungguhnya karena memang punya sikap tidak ksatria. Kalau jantan dan memang petarung, ya tempur saja di pilkada, jangan mimpi macam-macam sampai jadi keyakinan seolah Pilkada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di tahun 2024 akan saling hujat-menghujat.Ini takut ya atau bagaimana?” ujarnya kepada media, Senin (8-7-2024).
Ahmad mengingatkan, persoalan hukum yang dimunculkan dan dianggap sebagai beban atau hambatan bagi para calon adalah persoalan yang muncul karena beberapa kasus.Dari situ saja sudah bisa diterka kemana arahnya dan apa yang diinginkan di ujungnya.
Riset yang dilakukannya di sosial media terlihat nyata upaya tersebut sebagai gerakan untuk menyingkirkan petahana maupun bukan petahana dari kontestasi. Padahal secara substansi persoalan-persoalan yang dituduhkan bisa dibantah secara hukum.
Ahmad mengajak semua pihak untuk bertarung secara objektif, jantan dan fair. Pilkada ya ikuti aturannya tidak perlu cari-cari kesalahan orang supaya ada yang tidak bisa ikut jadi peserta. Ia miris juga karena mendengar ada yang sampai membayar tim khusus untuk menyingkirkan seseorang.
“Masyarakat Bangka Belitung harus dapat pendidikan politik dan punya dignity politik. Harus punya kebanggaan atas daerahnya dan pemimpinnya,” ujarnya.
Santo