Acara syukuran Desa adat budaya 1 humaram atau bulan suro didesa Resomulyo Kec.Genteng Banyuwangi

Banyuwangi, Jawa timur.- kpksigap.com
Setiap daerah mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda Salah satu tradisi yang masih dilaksanakan oleh masyarakat di Banyuwangi adalah tradisi Suroan atau lebih sering dikenal dengan 1 Muharram yang dilaksanakan di desa Resomulyo pada Minggu sore 21 Juli 2024.

Tradisi ini merupakan upacara tradisional Jawa dalam menyambut tahun baru Jawa yang merupakan asimilasi budaya dari budaya Jawa dan budaya Islam yang dilakukan oleh Sultan Agung dan antusias masyarakat.

Masyarakat di desa Resomulyo Banyuwangi sendiri merayakannya dengan berbagai bentuk kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya Tradisi Suroan yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT, meminta rejeki agar diberikan keberkahan serta rasa syukur warga atas hasil panen dan yang paling penting yaitu agar warga terhindar dari segala bahaya dan penyakit yang menimpa atau tolak-balak.

Pandangan masyarakat Jawa terhadap bulan Suro sering dianggap sebagai bulan baik, namun sering juga disebut sebagai bulan yang penuh mara bahaya.

Proses pelaksanaan tradisi Suroan ini dilakukan melalui beberapa tahapan atau tata cara yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penutup. Kegiatan persiapan yang dilakukan masyarakat diawali dengan adanya penentuan waktu dan tempat pelaksanaan acara Suroan, kemudian musyawarah antar warga dalam pembentukan kepanitian.

Lanjut Pelaksana tradisi Suroan ini dimulai dengan pawai iring iringan, disana terdapat gunungan yang berisi berbagairagam hasil pertanian seperti tumpengan, sayur dan buah-buahan dengan diiringi rebana dan lantunan syair-syair jawa serta shalawat.

Kegiatan ini selain bertujuan mempererat silaturahim antar-warga, dihadiri oleh wakil kepala desa juga bertujuan mengingatkan umat muslim agar memperbarui lembaran hidup dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang lebih baik, tidak hanya syiar Islam, pawai ini juga mengusung pesan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial terutama diberbagai desa Khusususnya didesa Resomulyo.

Tidak semata-mata mata kegiatan budaya, banyak pesan yang ingin disampaikan melalui kegiatan suroan yang salah satunya pawai menyambut tahun baru, Selain bermakna sebagai peninggalan leluhur dan sejarah, kegiatan ini juga membawa pesan agar warga membuat perubahan kearah yang lebih baik, seperti menjaga alam dan kelestarian lingkungan serta memperoleh keselamatan.

Dan perlu diingat satu suro atau trasidi Suroan ini perlu dipertahankan karena memuat tradisi lokal budaya, yang mengandung dimensi ekonomi budaya maupun sosial yang bercorak spiritualitas.ungkap:(jas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *