Maumere, Sikka, kpkSigap.com
Pedagang Bakso Tusuk, Matheus Marno Moat, dipanggil setiap hari “Bapa Marno”, warga pribumi kota Maumere beralamat di Misir Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, memiliki pekerjaan sehari – hari penjual Bakso Tusuk yang sudah menekuni puluhan tahun, setelah menamatkan pendidikan terakhir SMK Yohanes XXIII Maumere, Kabupaten Sikka, tahun 2013.
Memilih menjadi pedagang Bakso Tusuk, adalah salah satu pilihan untuk bisa mendapatkan uang.
Suka dan duka dialami pada pilihan pekerjaan ini bahwa tidak bisa berada hanya satu tempat saja tetapi harus berpindah – pindah tempat dengan melihat titik kerumunan manusia sehingga dagangan bisa terjual.
Dukanya, ketika tidak habis terjual maka, sisa baksonya terkadang dibuang atau dijadikan makanan ternak babi.
Bapa Marno, menjelaskan lebih lanjut “usaha kami jenis ini, sering disebut orang pedagang bakso keliling karena kami menggunakan gerobak untuk mendorong kesana kemarin, bahkan keliling kota Maumere, supaya jualan bisa laku.
Juga, di hari – hari pasar yang letaknya jauh dari kota Maumere, Bapa Marno ikut menjual dagangannya.
Rata-rata penghasilan dagangannya setiap hari, dapat mencapai Rp. 400.000,- / hari, bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga dalam satu bulan.
Di HUT RI ke 79, melalui Panitia HUT RI ke 79, Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka, menyelenggarakan berbagai kegiatan, maka bagi kami adalah faktor keberuntungan dapat menjual dagangan kami, tandas Bapa Marno juga menjadi harapan agar dibuat event – event di tingkat Kabupaten yang melibatkan banyak orang.
Jika hari – hari biasa penghasilan kami rata – rata Rp. 400.000 / hari, maka di HUT RI ke 79 ini, saya menjual dagangan Bakso Tusuk, bisa meraih omzet Rp. 600.000 / hari.
Harapan Bapa Marno dan teman – temannya, agar Pemerintah Daerah lebih memfokuskan pada masyarakat yang memiliki usaha kecil dan berpenghasilan rendah.
(KPK-SIGAP, Sikka, Stefanus Keban