Tim Kemensos Temukan Mata Air di Dusun Bulabutu, Masyarakat Desa Munerana Sambut Gembira

Maumere, Sikka- kpksigap.com

Masyarakat dusun Bulabutu desa Munerana Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka menyambut  gembira hasil survey dan deteksi  Tim dari Kementerian Sosial ( Kemensos ) karena telah menemukan sumber air di dalam tanah  menggunakan Auto Analysis Geophysical Detector dengan lokasi samping kapela dusun Bulabutu  Senin 19 Agustus 2024.

Hasil dari survey dan deteksi tim yang terdiri dari Ketua Karnada beranggotakan Dika Yudistira dan Wawan Rizky mendapatkan  mata air dengan kedalaman 40 meter.
Temuan ini  sekaligus  menjawabi kerinduan  warga dusun Bulabutu desa  Munerana selama   ini untuk memiliki sumur bor sendiri.

“Niat baik dari Kemensos untuk untuk kita yang susah air bersih dengan akan adanya sumur bor ini jangan disalahgunakan sekaligus merawat sumur bila sudah dikerjakan,” kata Kadus Bulabutu Bartolomeus Tara.

Sejumlah masyarakat dusun Bulabutu pun berharap semoga impian untuk memiliki segera terwujud.

Risky dari Tim Kemensos mengungkapkan dalam waktu dekat antara dua atau Minggu kedepan tim akan turun lagi untuk menentukan waktu pelaksanaan.

“Intinya akhir tahun ini air bersih sudah bisa dinikmati oleh mayarakat. Kita harapkan dimudahkan dan mohon dukungan penuh dari masyarakat setempat,” pintanya.

Pj kades Munerana Laurensius Lepo, S.Tr.Par  mengapresiasi Tim Kemensos terpanggil untuk membantu masyarakat soal akses air bersih di desa-desa krisis air bersih termasuk desa Munerana.

“Terimakasih dan apresiasi  kepada tim Kemensos yang sudah datang di desa kami untuk masyarakat yang masih terbelenggu dengan masalah air bersih,” ujar Kasie Adyatama Kepariwisataan Ekonomi Kreatif Disparbud Sikka ini.

Lorens menerangkan Munerana termasuk kategori desa berkembang memiliki 3 dusun yakni dusun Botan, Hapengkobar dan dusun Bulabutu dengan total penduduk 385 kk atau 1315 jiwa.

Pada musim kemarau seperti saat ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih katanya lagi warga mengandalkan air tangki dengan membeli seharga Rp 150 ribu. Sedangkan pada musim hujan mengonsumsi air tadah hujan yang ada di bak penampung.

( KPK SIGAP Sikka-Yuven)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *