Yuven Wangge Penerima Kalpataru Lingkungan Hidup 2024 : Mari Merawat Bumi Sebagai Rumah Bersama

Maumere, Sikka-kpksigap.com
Yuven Wangge (55), penerima penghargaan Kalpataru untuk kategori pengabdi lingkungan dari Pemerintah Kabupaten Sikka Flores NTT pada Perayaan 17 Agustus 2024 mengajak masyarakat Sikka untuk terus merawat bumi sebagai rumah bersama.

“Bumi kita sudah sangat rapuh karena ulah manusia. Mari kita bergandengan tangan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk selalu menjaga dan merawat bumi sebagai rumah bersama,”ujar Yuven kepada kpksigap.com Minggu 18 Agustus 2024.

Cara menjaga dan merawat lingkungan lanjut warga Perumnas Kelurahan Madawat dengan tidak sembarang menebang hutan, membuang sampah tidak pada tempatnya, merusak habitat sungai dengan membuang racun atau obat-obatan.

Penerimaan penghargaan kalpataru kata suami dari Walburga Bunga ini adalah buah kerja keras selama ini terlebih bergabung dengan Caritas Keuskupan Maumere 2013- 2020.

“Saya konsen dalam pengelolaan daerah aliran sungai dimana kegiatannya fokus untuk perlindungan lingkungan mulai dari wilayah hulu sampai ke hilir. Itulah yang dinilai Dinas Lingkungan Hidup,” ujar ayah dari dua anak ini.

Inisiatif pribadi lanjut ketua Stasi Sta. Maria Perumnas Maumere ini getol dalam upaya penyelamatan lingkungan dan dukungan dari gereja dalam kampanye  Ensiklik Bapak Paus tentang Laudato Si mengantarnya meraih penghargaan ini.

Anggota Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Keuskupan Maumere ketika ditanya tentang perasaannya ketika menerima Kalpataru ia mengatakan biasa-biasa saja dan tidak ada yang luar biasa.

“Tetapi saya bersyukur bahwa pemerintah punya kepedulian terhadap setiap orang atau komunitas yang bekerja untuk merawat bumi sebagai rumah bersama. Terimakasih Dinas Lingkungan Hidup dan Terimakasih Pemkab Sikka,” ujarnya.

Sebagai pengabdi lingkungan ia mengisahkan dengan berlatarbelakang pendidikan D3 Pertanian sejak tahun 1998 bergabung dengan sebuah organisasi non pemerintahan ( LSM) dibawah program pertanian berkelanjutan di Kecamatan Paga yang kini mekar dengan Kecamatan Tanawawo dan Mego dimana salah satu fokus kegiatan adalah konservasi tanah dan air.

Hal ini berlanjut ketika bergabung dengan Caritas Keuskupan Maumere dan sekarang bergabung di Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Keuskupan Maumere.

Ketika melakukan kampanye dan edukasi untuk menjaga dan melindungi mata air tambahnya,  selalu membawa slogan ” Jangan Tinggalkan Anak Cucu Dengan Air Mata Tetapi Tinggalkan Mereka Dengan Mata Air”.

Menurut Yuven pekerjaan untuk terus menyadarkan masyarakat untuk merawat lingkungan bukan pekerjaan mudah tapi memberikan kepuasan tersendiri ketika dijalankan dengan sepenuh hati.

Kepuasan itu misalnya ketika bertemu orang- orang desa dan mereka menceritakan bahwa mata air yang dirawat masih mengalir  dapat dinikmati sepanjang tahun.

“Ini salah satu testimoni dari warga Dusun Wolo One desa Gera Kecamatan Mego. Intervensi yang dilakukan jaringan pipanisasi dan penghijauan mata air bagian atas,” ungkapnya.

Yuven juga menuturkan tentang  mimpinya ke depan adalah bagaimana kali mati yang berada di Kota Maumere airnya bisa mengalir seperti di tahun 1970-an.

“Untuk mewujudkan mimpi tersebut langkah awal yang telah dilakukan diskusi bersama kepala desa dan ketua BPD se kecamatan Nita dan telah disepakati serta membangun komitmen untuk setiap tahun ada alokasi anggaran dana desa untuk penghijauan mata air,”tutupnya.

( KPK SIGAP Sikka-Yuven Fernandez)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *