Luwu Utara kpksigap.com
Pembentukan Satgas POPT ini dilatarbelakangi oleh kurangnya POPT di Luwu Utara. Saat ini, baru ada 6 POPT, sehingga dibutuhkan terobosan untuk mengatasi masalah tersebut.
“Gagasan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengamat OPT yang hanya berjumlah 6 orang untuk memantau pertanaman setiap musim tanam, khususnya padi,” *Kekurangan Pengamat OPT, Dinas Pertanian Luwu Utara Bentuk Satgas POPT*
Luwu Utara — Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Luwu Utara akan membentuk sebuah formasi khusus, yaitu Satuan Tugas (Satgas) Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).
Pembentukan Satgas POPT ini dilatarbelakangi oleh kurangnya POPT di Luwu Utara. Saat ini, baru ada 6 POPT, sehingga dibutuhkan terobosan untuk mengatasi masalah tersebut.
“Gagasan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengamat OPT yang hanya berjumlah 6 orang untuk memantau pertanaman setiap musim tanam, khususnya padi,” ungkap Kabid Tanaman Pangan, Abdul Muchtar, S.P., Selasa (9/7/2024), di Masamba.
Muchtar menyebutkan, jumlah pengamat OPT yang ada saat ini tidak cukup untuk mendukung semua kegiatan pengamatan OPT di Luwu Utara, dengan luas padi 22.413 Ha.
Apalagi, kata dia, di tengah kondisi cuaca atau fenomena iklim saat ini yang juga tidak bisa diprediksi, sehingga mengakibatkan intensitas serangan OPT juga diprediksi bakal meningkat.
“Untuk menjawab permasalahan ini, maka dibentuklah Satgas POPT yang kami harapkan nanti mampu menjadi mitra petani dalam melakukan pemantauan, identifikasi, serta pemetaan OPT,” jelas pria yang akrab disapa Babe ini.
Menurutnya, pembentukan Satgas POPT ini bukan tanpa pertimbangan yang jelas. Diharapkan, dengan adanya satgas ini akan sangat berguna dalam pengendalian OPT secara cepat, efektif, efisien, serta ramah lingkungan.
“Ini juga sekaligus untuk meminimalisir dampak dari serangan OPT, serta yang paling penting, untuk menghindari gagal panen,” jelas mantan Koordinator BPP Mappedeceng ini.
Untuk diketahui, Satgas POPT ini adalah bagian dari Aksi Perubahan yang digagas Abdul Muchtar, yang saat ini tengah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan 2 yang diselenggarkan oleh PPSDM Kemendagri Regional Makassar.
Aksi Perubahan berupa pembentukan Satgas POPT ini, dilaksanakan dalam rangka mengatasi permasalahan dampak serangan OPT yang dihadapi petani, khususnya petani yang bergerak di sektor komoditi tanaman pangan di kabupaten Luwu Utara. (LHr) Kabid Tanaman Pangan, Abdul Muchtar, S.P., Selasa (9/7/2024), di Masamba.
Muchtar menyebutkan, jumlah pengamat OPT yang ada saat ini tidak cukup untuk mendukung semua kegiatan pengamatan OPT di Luwu Utara, dengan luas padi 22.413 Ha.
Apalagi, kata dia, di tengah kondisi cuaca atau fenomena iklim saat ini yang juga tidak bisa diprediksi, sehingga mengakibatkan intensitas serangan OPT juga diprediksi bakal meningkat.
“Untuk menjawab permasalahan ini, maka dibentuklah Satgas POPT yang kami harapkan nanti mampu menjadi mitra petani dalam melakukan pemantauan, identifikasi, serta pemetaan OPT,” jelas pria yang akrab disapa Babe ini.
Menurutnya, pembentukan Satgas POPT ini bukan tanpa pertimbangan yang jelas. Diharapkan, dengan adanya satgas ini akan sangat berguna dalam pengendalian OPT secara cepat, efektif, efisien, serta ramah lingkungan.
“Ini juga sekaligus untuk meminimalisir dampak dari serangan OPT, serta yang paling penting, untuk menghindari gagal panen,” jelas mantan Koordinator BPP Mappedeceng ini.
Untuk diketahui, Satgas POPT ini adalah bagian dari Aksi Perubahan yang digagas Abdul Muchtar, yang saat ini tengah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan 2 yang diselenggarkan oleh PPSDM Kemendagri Regional Makassar.
Aksi Perubahan berupa pembentukan Satgas POPT ini, dilaksanakan dalam rangka mengatasi permasalahan dampak serangan OPT yang dihadapi petani, khususnya petani yang bergerak di sektor komoditi tanaman pangan di kabupaten Luwu Utara.