kpksigap.com
“Bagi para nelayan dan petani kami punya program jaminan sosial untuk pekerja informal. Yang melaut, jika terjadi apa-apa di laut akan ada santunan. Profesi nelayan itu penting, tanpa nelayan kita tidak bisa makan ikan. Makanya mereka harus kita sejahterakan,” ujar Abdul Karim Aljufri dalam orasi politiknya.
Pria yang akrab disapa AKA itu pun mengungkap, salah satu program yang akan dikerjakan oleh pasangan BERAMAL saat terpilih sebagai Gubernur dan wakil Gubernur adalah melahirkan tambak rakyat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir pantai.
“Untuk meningkatkan hasil tangkap, kita akan siapkan alat tangkap modern, perahu modern, pabrik es. Kemudian saat hasil tangkap sudah meningkat, kita siapkan cold storage untuk menyimpan hasil tangkapan. Kita akan siapkan industri, pabrik, yang akan menyerap tenaga kerja agar taraf hidup masyarakat sulteng bisa meningkat,” katanya.
Hal ini disampaikan dalam kesempatan pasangan calon Gubernur dan calon wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) nomor urut 1, Ahmad HM Ali-Abdul Karim Aljufri menggelar kampanye terbatas di Desa Boneoge, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Rabu 30 Oktober 2024 sore.
Menurut hemat penulis, sebagai Provinsi dari bagian negara agraris Republik Indonesia, Sulawesi Tengah kaya akan sumber daya alam yang dapat dikelola secara optimal utuk kepentingan bangsa.
Sulawesi Tengah merupakan Provinsi yang kaya raya akan kelimpahan alamnya, memiliki upah tenaga kerja yang relatif murah dan memiliki pasar domestik yang besar.
Keunggulan yang dimiliki tersebut barulah keunggulan komparatif, belum termasuk keunggulan kompetitif yang justru diperlukan dalam persaingan global.
Dalam era globalisasi, keunggulanyang harus dimiliki adalah keunggulan kompetitif, yang lahir dari para pengusaha yang inovatif, bukannya dari keunggulan komparatif yang nilai tambahnya kecil.
Program yang dirancang dan dilakukan dengan menerapkan prinsip keseimbangan lingkungan dan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS).
Prinsip ini mencakup pembinaan hubungan dengan pemangku kepentingan dan selalu melibatkan kemitraan tiga pemangku kepentingan, yaitu pihak Universitas di Sulawesi Tengah, masyarakat dan pemerintah Sulawesi Tengah.
Berdasarkan permasalahan yang meliputi masyarakat pesisir pantai di Sulawesi Tengah, ke depannya Ahmad Ali dan AKA menganggap perlu disepakati kegiatan berkesinambungan yang dirancang dengan beberapa program.
Yaitu Program pendidikan Sekolah Pesisir Pembelajaran dan Sosialisasi Pentingnya Menjaga Ekosistem Pesisir.
Kemudian Perpustakaan Bahari, Pelatihan diversifikasi Pengolahan hasil perikanan, Pelatihan Kerajinan Tangan dan Cenderamata berbahan baku lokal.
Juga adanya Program rehabilitasi dan pelestarian terumbu karang dengan transplantasi karang, Aksi Bersih Pantai, Pesisir dan Pulau.
Program kerja tersebut dapat dilaksanakan melalui kemitraan dengan masyarakat dan Pemerintah Desa di sekitar wilyah yang meliputi pesisir pantai di Sulawesi Tengah.
Ahmad Ali dan Abdul Karim disambut antusias warga. Bahkan, sejumlah nelayan dan penjual ikan se-Kabupaten Donggala melakukan deklarasi dukungan kepada pasangan yang populer dengan tagline BERAMAL itu.
Para nelayan memberikan dukungan karena percaya pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri, bisa membawa kesetaraan pembangunan ekonomi di Sulawesi Tengah.
Dukungan masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil laut itu bukan tanpa alasan. Pasangan yang didukung oleh Partai Gerindra, Nasdem, Golkar, PKB, Perindo, PPP, PAN, PSI, Prima dan PKN itu memang punya program yang pro pekerja informal, termasuk para nelayan.
Sementara itu, Ahmad Ali memperagakan cara mencoblos di hadapan masyarakat yang hadir. Dia mengimbau agar masyarakat tidak salah mencoblos.
Ahmad Ali pun mengajak agar seluruh masyarakat ikut memperjuangkan kemenangan calon gubernur nomor urut 1, agar semua program pro rakyat dapat diimplementasikan.
“Kami yakin bisa menang di sini atas dukungan masyarakat,” ujar Ahmad Ali.
Penulis : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS / Angkatan 18 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
(RED-KPKSIGAP)