Hari Keamanan Pangan Dunia Pj. Gubernur Jatim Tekankan Pentingnya Implementasi Kebijakan Keamanan Pangan

Surabaya, kpksigap.com – Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono menyambut acara Peringatan Hari Keamanan Pangan Dunia atau World Food Safety Day (WFSD) yang digelar Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Surabaya, pada Jumat (21/6/2024).

Pada momen itu, Ia menekankan pentingnya mengimplementasikan kebijakan terkait keamanan pangan. Peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia 2024 yang mengusung tema ‘food safety, prepare for the unexpected’ ini tentu lebih waspada lagi bagaimana menghadapi insiden-insiden keamanan terkait dengan pangan. Tidak semua pangan dihasilkan, dari tempat-tempat bersih, semua proses dari tanam, olah, petik, jual itu aman kalau sudah memenuhi prosedur yang  ditentukan. “Tentu kami merasa bahwa langkah untuk membuat momentum hari keamanan pangan sedunia itu menjadi besar, itu adalah penting. Kami akhirnya menyadari betul bahwa ini harus menjadi perhatian Kepala Dinas Peternakan, Pertanian, dan Biro Ekonomi Provinsi Jawa Timur untuk bisa mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas,” tutur Adhy dalam sambutannya.

Adhy mengatakan, salah satu kebijakan keamanana pangan yang bisa diimplementasikan adalah layanan gratis untuk uji kelayakan makanan atau bahan pangan yang pernah atau sudah diolah, dimasak. “Kalau Badan Pangan belum sempat memberikan mobil level trium untuk Jawa Timur, jangan khawatir ya, kami akan siapkan secara mandiri oleh provinsi. Karena itu wajib ya, bagian dari layanan publik bagi para petani, produsen supaya tidak perlu mencari sumber lain untuk melakukan ujian kelayakan,” ujar Adhy.

Berdasarkan data pola konsumsi pangan masyarakat Jawa Timur, Adhy menyebutkan, pada sektor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2003 sebesar 93,8% meningkat 1% dari tahun 2022 yang sebesar 92,8%.

“Berdasarkan sports world, kita tahu bahwa konsumsi yang masih di bawah target adalah protein herani, sayur dan buah. Padahal di Jawa Timur jumlahnya berlimpah, daging, udangnya di Jawa Timur, tetapi kemarin kita telah menyampaikan, walaupun kita sur plus 3,1 juta ton beras, tetapi kenyataannya di lapangan sulit. Kenapa, ternyata seluruh komunitas pangan dari Jawa Timur harus mensuplai 16 provinsi yang ada di wilayah timur dan juga tengah tambah 4 provinsi, 20 provinsi yang tergantungan dari bahan pangan dari Jawa Timur,” sebut Adhy.

“Nah inilah, maka kami tidak bisa diperbagikan dalam rangka antisipasi pengendalian inflasi. Karena sebegitu banyak operasi pasar, penyedian makanan, inspeksi dan sebagainya, tetapi mengurus wilayah Jawa Timur dengan 38 kabupaten/kota yang kuat tapi sangat besar,” sambung Adhy.

Selanjutnya Adhy menuturkan, setelah ketersediaan pengendalian pangan, maka tugas berat lainnya yang lebih detil adalah mengamankan produk-produk pangan supaya bebas dari penyakit dan kontaminasi dari unsur-unsur dari luar ke dalam.

Oleh karena itu, Adhy mengatakan, guna menjamin keamanan pangan segar dari tumbuhan, Jawa Timur melakukan pengawasan keamanan pangan baik itu pengawasan supremarket maupun post market yang pada bulan Juni 2024 ini telah dilakukan dengan baik.

“Tapi saya kira itu belum cukup apalagi kita belum mempunyai laboratorium khusus untuk pangan. Oleh karena itu kami juga mengalokasikan keterlibatan pasar pangan segar, aman, di 38 kabupaten/kota. Dan itu banyak sekali kebijakan yang harus kita lakukan untuk pangan. Semuanya kita lakukan, insya Allah Jawa Timur karena kita lembung pangan maka seluruh kebijakan kita implementasikan.,” tutur Adhy.

Jika Bapanas ada hal-hal khusus yang perlu diimplementasikan untuk Provinsi Jawa Timur terkait keamanan pangan, Adhy menyatakan, Jawa Timur siap memenuhi segala keperluannya.

“Dengan optimis kami yakin, bahwa peningkatan keamanan pangan dapat teratasi. Di samping ketersediaan pangan, kita juga menghadapi climate change berupa kekeringan, yang ditandai beberapa kejadian kebakaran, dan dengan bantuan dari Kementerian Pertanian melalui pompa air maupun asintan kita bisa mempertahankan, Insyaallah bisa mempertahankan kapasitas produksi pangan kita,” pungkasnya.

Penulis (rend/son).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *