Maumere,Sikka- kpksigap.com
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5) merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang menggunakan paradigma pembelajaran berbasis proyek.
Untuk Tahun Ajaran 2024/2025 P5 pertama yang dilaksanakan SMP PGRI 1 Egon ( Spegon) Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka adalah Spegon Berkedip.
Wakasek Urusan Kurikulum Bernadeta Dua Koting, S.Pd kepada kpksigap.com Sikka menjelaskan Spegon Berkedip akronim dari SMP PGRI 1 Egon ( Spegon), Berkebun Enaknya Dapat Duit dan Ilmu Pengetahuan ( Berkedip).
“Tujuannya agar peserta didik mampu menghayati dimensi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mampu bergotong royong dan mandiri,” ujar Berna biasa disapa.
Sasaran Spegon Berkedip lanjut Berna peserta didik kelas 7, 8, dan 9 dengan diawali pengenalan materi umum mengenai bertanam dan berkebun dimana materinya diberikan oleh guru-guru pendamping.
Selanjutnya pembentukan kelompok dan penentuan jenis bibit . Guru- guru pendamping memfasilitasi peserta didik dengan bertukar ide untuk penentuan kelompok dan pemilihan Bibit.
Dikatakan pembentukan kelompok berdasarkan jenjang. Kelas 7 KTELA KEJU ( Komunitas Terung Ala Kelas Tujuh), Kelas 8 GEMASKU ( Gerakan Menanam Sayur Kangkung) dan kelas 9 KOCAK ( Komunitas Cabe Keriting).
“Selanjutnya tiap peserta didik mengumpulkan informasi tentang tanaman yang mau ditanam. Sumber informasi melalui wawancara dengan petani sekitar tempat tinggal peserta didik , bahan bacaan perpustakaan dan penjelajahan informasi di internet,” tambah Berna.
Setelah informasi terkumpul peserta didik presentasi dan lanjut dengan pembagian kapling bedeng tanam.
” Inti dari proyek ini adalah peserta didik mengalami proses tahap demi tahap penanaman. Mengenai hasil bukan menjadi tujuan utama. Jika gagal panen ataupun panen berhasil itu adalah bagian bonus dari proses pembelajaran peserta didik,” terangnya.
Kepala SMP PGRI 1 Egon Irene Sidok,S.Pd sangat senang melihat peserta didik berproses dalam proyek ini penuh antusiasme tanpa tekanan.
“Peserta didik saat kegiatan dimulai dan selalu mengakhiri dengan doa. Mereka bergotong royong dan sangat mandiri karena mereka yang mengendalikan proyek sedangkan guru hanya memfasilitasi.
“Mudah- mudahan tujuan proyek untuk membangun karakter peserta didik SMP PGRI Egon 1 dapat terwujud,” pungkasnya.
KPK SIGAP Sikka-Yuven